Sabtu, 25 Februari 2012

Menag RI Letakkan Batu Pertama Pembangunan Asrama Haji Riau

Pekanbaru (Humas)- Setelah sempat mengalami penundaan beberapa kali, akhirnya peletakan batu pertama pembangunan Asrama Haji Riau yang terletak di Jalan Nurul Amal/ Manatahan Komplek Auri akhirnya terlaksana juga, Sabtu (25/2) oleh Menteri Agama RI, Drs H Suryadharma Ali, M Si, Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, dan Kakanwil Kemenag Riau, Drs H Asyari Nur SH MM. Acara yang dimulai sekitar pukul 14.30 WIB tersebut, dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau HR Mambang MIT, Ketua DPRD Riau, Ketua Komisi III DPR RI, Rektor UIN, Alim Ulama, Bupati/ Walikota se Provinsi Riau, Kakan Kemenag Kabupaten/ Kota, Kepala dan guru madrasah, Kepala Pondok Pesantren di Riau, pejabat dan pegawai di lingkungan Kemenag Provinsi Riau, dan ratusan undangan. Sebelum acara peletakan batu pertama pembangunan Asrama Haji Riau, acara diawali dengan penyampaian laporan panitia yang disampaikan oleh Kakanwil Kemenag Riau, Drs H Asyari Nur SH MM. Dalam laporannya menyebutkan, jumlah jamaah haji Riau setiap tahunnya 5100 orang, dan daftar antri saat ini sudah mencapai 50 ribu jamaah, hingga pemberangkatan haji tahun 2022 mendatang. Dengan peletakan batu pertama pembangunan Asrama Haji untuk menuju Embarkasi tahun 2013 merupakan hal yang sangat diharapkan oleh masyarakat Pekanbaru. Untuk itu, ungkapan terimakasih disampaikan kepada Menag RI yang telah hadir pada moment yang sangat ditunggu- tunggu tersebut. “Untuk selanjutnya, pembangunan asrama haji Riau ini akan dilakukan secara sharing antara Kementerian Agama dan Pemerintah Provinsi Riau. Mudah- mudahan, pada tahun 2013 dengan didukung oleh keberadaan asrama haji yang memadai dan bandara yang memenuhi syarat, Riau sudah bisa jadi embarkasi,” harapnya. Sementara itu, dalam sambutan Gubernur Riau HM Rusli Zainal, menekankan dibangunnya asrama haji Riau serta keinginan Riau untuk menjadi embarkasi bukan untuk berkompetisi dengan daerah lain yang sudah maupun belum memiliki embarkasi. Tetapi keinginan memiliki embarkasi tersebut semata- mata dalam rangka untuk mengefesiensikan pelayanan terhadap jamaah haji Riau yang selama ini menumpang di embarkasi Batam. “Sejak beberapa tahun belakangan kita sudah menyampaikan keinginan untuk memiliki embarkasi, namun karena dukungan sarana dan prasarana belum memadai maka hal tersebut belum dapat terealisasi. Semoga dengan pembangunan asrama haji Riau seiring dengan selesainya Bandar Udara Internasional SSQ II, keinginan untuk menjadi embarkasi dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ungkap Gubri. Menag RI, Drs H Suryadharma Ali, M Si dalam arahannya menyampaikan apresiasi yang sebesar- besarnya pada Gubernur Riau dan Kakanwil Kemenag Riau yang telah memprakarsai pembangunan asrama haji dan bandar udara dalam rangka menuju embarkasi Riau. “Jamaah Riau selama ini berangkat melalui embarkasi Batam, dan keberangkatan ke embarkasi Batam biasanya tidak hanya oleh jamaah bersangkutan tapi satu keluarga bahkan terkadang bisa satu kampung, sehingga sangat tidak efesien dalam segi waktu dan biaya. Jadi jika Riau menjadi embarkasi tentu ini menjadi hal yang sangat positif,” ungkap Menag. Namun, kata Menag, jika Riau menjadi embarkasi maka biaya pesawat ke Jeddah akan lebih mahal dibandingkan saat jamaah berangkat dari embarkasi Batam. Tetapi dengan biaya domestik jamaah dari Riau ke Batam, maka ujung- ujungnya biaya haji dari embarkasi Batam atau dari Embarkasi Riau ke Jeddah akan sama. “Tapi efesiensinya lebih baik jika Riau menjadi embarkasi karena hemat energi dan keluarga tidak jauh- jauh ke Batam, tapi cukup di daerah atau di Pekanbaru saja,” jelasnya. Untuk itu, Menag berharap, dengan dilaksanakannya peletakan batu pertama Asrama Haji Riau dapat cepat terbangun seiring dengan selesainya renovasi bandara SSQ II. “Dengan demikian Riau berpotensi besar untuk menjadi embarkasi. Akhirnya, peletakan batu pertama pembangunan asrama haji Riau saya nyatakan dimulai,” pungkasnya. Prosesi peletakan batu pertama dimulai oleh Menag RI, kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Riau dan Kakanwil Kemenag Riau dengan disaksikan oleh ratusan undangan yang datang
Sumber : http://riau.kemenag.go.id/

Kamis, 16 Februari 2012

Wamenag: Ormas Islam Lebih Bijak





Sukabumi (PInmas)--Munculnya penolakan terhadap organisasi massa berbasis Islam yang berkarakter keras, perlu menjadi perhatian seluruh kaum muslim. Penolakan tersebut memberikan makna sikap kekerasan bukanlah upaya bijak menyelesaikan perbedaan.
Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar menerangkan masyarakat apapun tidak senang diperlakukan dengan keras. Kelembutan dan sikap hormat lebih diutamakan, sebagai langkah membuka dialog dan menuntaskan perselisihan.
"Saya tidak mau katakan kalau ormas Islam itu terlalu keras. Hanya memang harus lebih lembut saja dalam bertindak," ujar Wakil Menteri Agama saat memberikan ceramah Maulid Nabi di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (15/2).
Wamenag pun meminta tudingan terhadap ormas Islam yang dianggap terlalu keras tidak perlu diperlebar. Masyarakat pun perlu melihat secara objektif terhadap ormas Islam tersebut. Tidak semua dapat dikategorikan keras.
Menurutnya perlu ada pergeseran yang mendalam terhadap ormas Islam dalam bertindak. Dengan lebih mengutamakan kelembutan dan sikap hormat. Karena itu sangat mudah diterima dan dipahami masyarakat.
"Pada dasarnya Islam pun sangat mencintai kelembutan. Maka untuk apa melakukan kekerasan," terangnya.
Terkait desakan pembubaran FPI, Nasaruddin meminta semua pihak dapat jernih memahami persoalan. Tidak terjebak pada isu-isu yang beredar selama ini. Lebih focus pada pokok persoalan yang diperdebatkan.
Meski demikian, dia meminta para pengasuh FPI dan tokoh-tokohnya dapat pula menata diri lebih baik. Menebarkan kelembutan dan ketentraman bagi semua pihak. Mengutamakna dialog dan bermusyawarah, bukanlah pada kekerasan.
"Saya mengajak pengasuh FPI bisa lebih arif dalam melihat semua persoalan yang terjadi. Itu sangatlah penting saat melakukan tindakan," pungkasnya.